Di zaman dulu hidup sepasang kakek dan nenek. Setiap kali kakek bekerja di ladang, tanuki (rubah) datang mengganggu dengan bernyanyi-nyanyi. Lirik lagu yang dinyanyikan tanuki berisi kutukan agar panen gagal. Bukan cuma itu, tanuki juga menggali dan memakan bibit ubi yang ditanam kakek di ladang. Kakek sangat marah dan memasang perangkap.
"Hehehe... Si Kakek sudah tidak ada. Sekarang akan kumakan habis ubi milik tua bangka itu!", kata tanuki kegirangan.
Grusuk, grusuk! Gubrak!
"Hei kenapa ada lubang di tengah ladang? Arggh... Jangan-jangan ini perangkap? Aku harus segera keluar dari sisni!!"
"Hah! Kena kau tanuki kurang ajar!" kata kakek mengolok-olok taniki. "Sebentar lagi kamu akan menjadi potongan daging dalam supku!"
"Sungguh?", hati nenek merasa senang mendengarnya. "Baiklah, mungkin kalau kau dilepaskan sebentar tidak apa-apa, toh aku akan mengawasimu agar tidak kabur."
Setelah terlepas, tanuki malah memukuli nenek dan membunuhnya. Daging si nenek dimasak tanuki menjadi sup. Kepulangan kakek dari ladang disambut tanuki yang sudah berubah wujud menjadi si nenek. Kakek memakan sup yang disuguhkan "nenek".
"Hm.. hari makan sup ya. Sepertinya sedap sekali..." kata kakek setelah melihat sup yang dihidangkan untuknya.
"Tentu saja", jawab "nenek". "Sebab dagingnya khusus. Hihihihi..."
"Slurp, slurp, slurp! Ah... rasanya luar biasa setelah kerja keras"
"Huahahahaha... Kakek tua bodoh! Kau telah tertipu!"
Buzz! Si "nenek" kembali berubah wujud menjadi tanuki dan menceritakan segalanya. Sambil tertawa-tawa, tanuki pulang ke gunung.
Kelinci menjawab, "Oh, itu suara burung Kachi-kachi dari Gunung Kachi-kachi yang ada di sebelah sana."
Setelah berhasil membakar punggung tanuki, kelinci menjenguk tanuki yang sedang sakit luka bakar.
Tanuki yang punggunya terluka bakar itu kemudian beristirahat di rumah. Tiba-tiba kelinci datang menjenguknya sambil membawa mustard.
"Hai Tanuki, bagaimana kabarmu?" tanya kelinci.
"Yah... Seperti inilah. Punggungku benar-benar terasa sakit. Aduh!!" jawab tanuki kesakitan.
"Aku punya salep luka bakar yang bagus lho. Aku membawakannya khusus untukmu. Baiklah aku akan menggosokkannya pada lukamu", kata kelici itu.
Kelinci menggosokkan "salep" mustard itu ke punggung tanuki. Mustard yang dioleskan pada luka bakar di punggung tanuki makin membuat tanuki kesakitan.
0 komentar:
Post a Comment